FOKUS INTERNATIONAL KEMBALI HADIR UNTUK PARA PEMBACA SEKALIAN

jual beli liberty reserve, jual beli paypal

Jumat, 01 Juli 2011

60.000 Visa Masih Mengantre di Kedubes Saudi

Dubes Arab Saudi untuk Indonesia Abdurahman Muhammad Alkhayat
VIVAnews - Pemerintah Arab Saudi menyatakan tidak akan mengeluarkan visa lagi bagi warga Indonesia yang hendak pergi ke negara tersebut. Padahal, di Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta, masih terdapat puluhan ribu visa yang masih belum diproses.

Dilansir dari laman Arab Gazette, Jumat, 1 Juli 2011, di Kedubes Arab Saudi saat ini terdapat lebih dari 60.000 visa yang kebanyakan belum dilengkapi beberapa persyaratan. Kedubes akan memproses sebisanya pada hari ini, sebab mulai besok, Sabtu, 2 Juli 2011, tidak akan ada lagi visa baru yang dikeluarkan.

"Keputusan menghentikan pemberlakuan visa akan dimulai pada Agustus mendatang, sebelum itu visa masih dapat digunakan. Namun, tidak akan ada visa baru yang dikeluarkan mulai Sabtu," ujar Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Abdul Rahman Al-Khayyat.

"Saat ini Kedubes mencoba melengkapi formalitas untuk semua visa yang telah diterima," lanjutnya lagi.

Keputusan ini menyusul akan diberlakukannya moratorium pengiriman tenaga kerja Indonesia ke Arab Saudi per Agustus. Moratorium diberlakukan sampai adanya nota kesepahaman yang mengatur hukum ketenagakerjaan kedua negara.

Khayyat mengaku masih belum mengerti seperti apa moratorium yang akan diberlakukan oleh pemerintah Indonesia. "Apakah mereka akan menghentikan paspor, atau menghentikan orang-orang menuju bandara?" ujarnya.

Akibat keputusan pemerintah Indonesia ini, Arab Saudi terpaksa harus menggunakan tenaga bayaran dari negara-negara lain, diantaranya Kenya dan Ethiopia. Petugas rekruitmen di Saudi yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan bahwa pekerja dari dua negara ini tidak akan memenuhi kebutuhan rakyat Saudi.

Untuk itulah, saat ini perusahaan-perusahaan perekrut di Saudi tengah mendesak Kementerian Tenaga Kerja Arab Saudi untuk segera mengesahkan kesepakatan ketenagakerjaan dengan pemerintah India. "India akan menjadi negara penyalur tenaga kerja alternatif jika kita mengalami kekurangan," ujar sumber dilansir dari harian Al-Watan.

Editor by Fatryani Auly

0 komentar:

Posting Komentar