Menteri Pertanian Suswono |
Menurut Menteri Pertanian (Mentan) Suswono, persoalan transportasi dalam pendistribusian buah lokal menjadikan harga buah menjadi mahal. Ini yang menjadikan buah lokal kalah bersaing, karena buah impor dari sisi harga lebih murah.
"Jadi, saya harapkan ke depan ada suatu upaya memperpendek rantai panahnya ini agar petani bisa langsung ke konsumen akhir, sehingga dia bisa menikmati harga yang bagus. Kalau ini terjadi, petani bisa bergairah lagi," ujarnya saat acara Fun Bike IPB di Parkir Timur Senayan, Jakarta, Minggu 10 Juli 2011.
Kementerian Pertanian akan meminta Kementerian Perdagangan membenahi pasar domestik Indonesia. Selain itu, juga menggelar kegiatan 'Pasar Tani', di mana dalam acara tersebut produk buah-buahan serta holtikultura dijual kepada masyarakat.
"Ketika harga cabai mahal, di situ kita lakukan pasar tani, sehingga konsumen bisa dapat harga murah dan petani pun dapat harga lebih bagus," ujarnya.
Mentan menambahkan, permasalahan lain yang membuat buah lokal kalah bersaing dengan buah impor ialah persoalan kontinuitas suplai buah, di mana buah impor mempunyai penanganan pascapanen dan store coverage sehingga bisa menyuplai sepanjang tahun. Padahal dari sisi kualitas, buah lokal jauh di atas buah impor.
"Nah, kita belum melakukan itu. Persoalan pascapanen ini juga perlu perhatian. Untuk itu, selain memutus rantai tata niaga perlu pula penanganan pascapanen. Maka, perlu ada penelitian bagaimana buah-buahan itu bisa ada sepanjang tahun," tuturnya.
Pemerintah, kata Suswono, juga berencana mencanangkan hari Jumat sebagai Hari Buah. Hal ini bertujuan untuk membiasakan masyarakat mengonsumsi buah-buahan lokal.
Saat ini, menurutnya, pihaknya baru melakukannya sebatas himbauan kepada masyarakat.
"Ini untuk sementara, himbauan moral dulu tapi nanti pada saat tertentu saya kira perlu. Kalau sudah ada upaya membiasakan buah lokal, tentu saja konsumsi akan meningkat,demand meningkat, otomatis dibutuhkan perluasan lahan pertanian buah-buahan sehingga para petani bergairah kembali," ungkapnya.
Editor by Fatryani Auly
0 komentar:
Posting Komentar