Tristane Banon, wartawan dan novelis Perancis (kiri), dan Dominique Strauss-Kahn, mantan direktur pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) |
PARIS, KOMPAS.com – Polisi Perancis mulai memeriksa penulis Tristane Banon, Senin (11/7), soal pengaduan bahwa Dominique Strauss-Kahn mencoba memerkosanya tahun 2003. Bersamaan dengan hal itu, Pengadilan Manhattan, New York, menunda sidang Strauss-Kahn terkait kasus pelecehan seksual terhadap pelayan hotel di New York hingga Agustus.
Pejabat pengadilan Perancis mengatakan, Banon (32) diperiksa tim kejahatan kriminal Paris. Banon, yang tahun 2007 secara terbuka menuduh mantan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional itu mencoba memerkosanya ”seperti seekor simpanse”, akhirnya mengajukan tuntutan resmi kepada polisi pada pekan lalu.
Setelah pemeriksaan ini, polisi akan memutuskan apakah Strauss-Kahn dapat diajukan ke pengadilan. Strauss-Kahn tak mau tinggal diam dan lewat pengacaranya telah mengajukan gugatan pencemaran nama baik yang dilakukan Banon.
Tokoh Partai Sosialis Perancis, yang semula dijagokan mengalahkan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy dalam pemilu presiden tahun depan tersebut, saat ini masih tersangkut kasus serupa di New York. Semula pria berusia 62 tahun ini dijadwalkan menghadiri sidang pada 18 Juli. Namun, jaksa dan pembela sepakat menunda sidang hingga 1 Agustus. Strauss-Kahn menyangkal melakukan hal yang dituduhkan.
Tuntutan yang diajukan Banon membuat peluang Dominique Strauss-Kahn untuk kembali berkiprah di panggung politik Perancis semakin suram. Harapan kembalinya mantan menteri keuangan Perancis itu sempat menguat ketika hakim Pengadilan New York membebaskannya dari tahanan rumah karena jaksa meragukan kredibilitas pelayan hotel yang mengajukan tuntutan.
Dukungan bagi Strauss-Kahn pun merosot. Selain kasus yang diadukan Banon, warga Perancis juga muak dengan gaya hidup mewah yang diperlihatkan Strauss-Kahn, tak lama setelah dinyatakan bebas dari tahanan rumah. Apalagi, gaya hidup mewah ini bertentangan dengan idealisme kubu sosialis, yang menjadi latar belakang politik Strauss-Kahn.
Frederic Dabi, deputi direktur perusahaan jajak pendapat Ifop Perancis, mengatakan, popularitas Strauss-Kahn telah turun 32 poin sejak kasusnya mencuat. Jajak pendapat yang dipublikasikan majalah mingguan Le Figaro akhir pekan lalu memperlihatkan 65 persen warga Perancis tak ingin Strauss-Kahn mencalonkan diri menjadi presiden.
”Cerita ini hampir berakhir, apa pun keputusannya, kasus ini telah merusak citranya di mata publik. Buat publik Perancis, rapornya soal kekayaan, soal perempuan, menimbulkan banyak masalah,” kata Dabi.
Belum ada lagi presiden dari sosialis sejak masa 14 tahun pemerintahan Francois Mitterand berakhir tahun 1995. Karena itu, kubu sosialis menjadi yang paling dirugikan dengan kasus Strauss- Kahn.
Pejabat pengadilan Perancis mengatakan, Banon (32) diperiksa tim kejahatan kriminal Paris. Banon, yang tahun 2007 secara terbuka menuduh mantan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional itu mencoba memerkosanya ”seperti seekor simpanse”, akhirnya mengajukan tuntutan resmi kepada polisi pada pekan lalu.
Setelah pemeriksaan ini, polisi akan memutuskan apakah Strauss-Kahn dapat diajukan ke pengadilan. Strauss-Kahn tak mau tinggal diam dan lewat pengacaranya telah mengajukan gugatan pencemaran nama baik yang dilakukan Banon.
Tokoh Partai Sosialis Perancis, yang semula dijagokan mengalahkan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy dalam pemilu presiden tahun depan tersebut, saat ini masih tersangkut kasus serupa di New York. Semula pria berusia 62 tahun ini dijadwalkan menghadiri sidang pada 18 Juli. Namun, jaksa dan pembela sepakat menunda sidang hingga 1 Agustus. Strauss-Kahn menyangkal melakukan hal yang dituduhkan.
Tuntutan yang diajukan Banon membuat peluang Dominique Strauss-Kahn untuk kembali berkiprah di panggung politik Perancis semakin suram. Harapan kembalinya mantan menteri keuangan Perancis itu sempat menguat ketika hakim Pengadilan New York membebaskannya dari tahanan rumah karena jaksa meragukan kredibilitas pelayan hotel yang mengajukan tuntutan.
Dukungan bagi Strauss-Kahn pun merosot. Selain kasus yang diadukan Banon, warga Perancis juga muak dengan gaya hidup mewah yang diperlihatkan Strauss-Kahn, tak lama setelah dinyatakan bebas dari tahanan rumah. Apalagi, gaya hidup mewah ini bertentangan dengan idealisme kubu sosialis, yang menjadi latar belakang politik Strauss-Kahn.
Frederic Dabi, deputi direktur perusahaan jajak pendapat Ifop Perancis, mengatakan, popularitas Strauss-Kahn telah turun 32 poin sejak kasusnya mencuat. Jajak pendapat yang dipublikasikan majalah mingguan Le Figaro akhir pekan lalu memperlihatkan 65 persen warga Perancis tak ingin Strauss-Kahn mencalonkan diri menjadi presiden.
”Cerita ini hampir berakhir, apa pun keputusannya, kasus ini telah merusak citranya di mata publik. Buat publik Perancis, rapornya soal kekayaan, soal perempuan, menimbulkan banyak masalah,” kata Dabi.
Belum ada lagi presiden dari sosialis sejak masa 14 tahun pemerintahan Francois Mitterand berakhir tahun 1995. Karena itu, kubu sosialis menjadi yang paling dirugikan dengan kasus Strauss- Kahn.
Editor by Fatryani Auly
0 komentar:
Posting Komentar