Peshawar, Pakistan (ANTARA News) - Sedikitnya 18 orang tewas Minggu ketika sebuah bom meledak di toko roti di Pakistan baratlaut, kata polisi dan pejabat pemerintah, dan serangan itu diklaim oleh Taliban.

Lebih dari 28 orang cedera dalam ledakan itu, yang terjadi di kota Nowshera, sekitar 50 kilometer sebelah timur Peshawar, pintu gerbang menuju kawasan suku Pakistan yang berbatasan dengan Afghanistan.

"Itu bom dengan kendali jarak jauh yang diletakkan di tempat sampah di pintu masuk toko roti di Mall Road di kota garnisun Nowshera," kata Mian Iftikhar Hussain, menteri penerangan provinsi, kepada AFP.

Ledakan itu menimbulkan kebakaran besar namun api telah bisa diatasi, tambahnya.

Pejabat pemerintah daerah Zakaullah Khattak mengatakan kepada AFP, 18 orang tewas dan 28 lain cedera dalam serangan itu.

Di tempat lain lagi di Pakistan baratlaut, sebuah bom dengan kendali jarak jauh meledakkan sebuah kendaraan penumpang yang diparkir di sebuah terminal bis dekat Peshawar, menewaskan enam orang dan mencederai 11 lain.

Serangan-serangan itu dilakukan dua hari setelah serangan pesawat tak berawak AS menewaskan komandan Al-Qaeda Pakistan Ilyas Kashmiri, salah satu pemimpin operasional yang paling ditakuti di jaringan tersebut.

Taliban Pakistan mengklaim serangan Minggu di Nowshera dalam pembicaraan telefon dengan AFP.

"Itu bom yang dikendalikan dari jarak jauh yang dipasang oleh orang-orang kami," kata juru bicara Taliban Ehsanullah Ehsan dari sebuah tempat yang dirahasiakan.

Lebih dari 4.400 orang tewas dalam serangan-serangan yang dituduhkan pada Taliban dan jaringan garis keras lain yang berpangkalan di kawasan suku Pakistan sejak pasukan pemerintah menyerbu gerilyawan di sebuah masjid di Islamabad pada 2007.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.

Pasukan Pakistan meluncurkan ofensif udara dan darat ke kawasan suku Waziristan Selatan pada 17 Oktober 2009, dengan mengerahkan 30.000 prajurit yang dibantu jet tempur dan helikopter meriam.

Meski terjadi perlawanan di Waziristan Selatan, banyak pejabat dan analis yakin bahwa sebagian besar gerilyawan Taliban telah melarikan diri ke daerah-daerah berdekatan Orakzai dan Waziristan Utara.

Waziristan Utara adalah benteng Taliban, militan yang terkait dengan Al-Qaeda dan jaringan Haqqani, yang terkenal karena menyerang pasukan Amerika dan NATO di Afghanistan, dan AS menjadikan daerah itu sebagai sasaran serangan rudal pesawat tak berawak.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.

Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan Al-Qaeda di kawasan suku baratlaut, dimana militan bersembunyi di daerah pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan.

AS menyebut kawasan suku Pakistan sebagai markas global Al-Qaeda dan salah satu tempat paling berbahaya di Bumi.

Pejabat-pejabat AS mengatakan, pesawat tak berawak merupakan senjata sangat efektif untuk menyerang kelompok militan. Namun, korban sipil yang berjatuhan dalam serangan-serangan itu telah membuat marah penduduk Pakistan.

Pasukan komando AS membunuh pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden dalam serangan rahasia di kota Abbottabad, Pakistan, pada 2 Mei.

Penyerbuan AS terhadap tempat Osama itu telah membuat malu dan marah militer Pakistan dan menambah ketegangan antara kedua negara tersebut.

Sentimen anti-AS tinggi di Pakistan, dan perang terhadap militansi yang dilakukan AS tidak populer di Pakistan karena persepsi bahwa banyak warga sipil tewas akibat serangan pesawat tak berawak yang ditujukan pada militan di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan dan penduduk merasa bahwa itu merupakan pelanggaran atas kedaulatan Pakistan.