New York (ANTARA News) - Hari-hari setelah mantan Direktur Pelaksan IMF Dominique Strauss-Kahn ditangkap atas tuduhan serangan seksual terhadap seorang pelayan hotel di kamar hotel mewahnya di Sofitel, para staf rumah tangga hotel Sheraton New York yang berdekatan dengan Sofitel, meminta manajemen Sheraton menggelar pertemuan.

Dalam pertemuan itu --diceritakan oleh Beverly Banton, seorang pelayan di Sheraton-- manajemen menjamin para staf bahwa hotel itu tidak akan menoleransi kelakuan buruk apapun yang dilakukan tamunya, dan mereka harus melaporkan kejadian apapun yang tidak pantas yang menimpa mereka.

Ini adalah perubahan penting dari kebiasaan yang sebelumnya berlaku di hotel-hotel New York, kata sejumlah pegawai hotel yang Senin lalu berdemonstrasi di luar pengadilan tinggi New York di Manhattan bawah.  Di tempat itu Strauss-Kahn menyatakan tidak bersalah atas tuduhan yang bisa membawanya mendekam di penjara selama 25 tahun.

Sering, keluhan para pekerja karena mendapat perlakuan tidak senonoh dari para tamu, ditutup-tutupi.

Banton mengatakan dia pernah diserang beberapa tahun lalu, saat seorang tamu mencolek dadanya dalam kamar hotel.  Petugas keamanan lalu mengusir tamu tersebut dari hotel, tetapi polisi tidak mengajukannya ke pengadilan.

"Pada hari-hari itu, mereka akan megatakan 'tamu adalah raja.' Ada banyak orang yang mengalami serupa ini namun tidak berani bicara. Saat ini segalanya terbuka. Saya harap ini mengubah semua hal...pokoknya harus," kata Banton seperti dikutip Reuters.

Sheraton tidak menanggapi permintaan untuk mengomentari soal ini.

Sebagai tambahan pertemuan di Sheraton, Four Seasons mengadakan kursus penyegar untuk serangan seksual dan meninjau prosedur keamanannya dalam beberapa minggu terakhir, kata Tiffani Cailor, juru bicara hotel itu.

"Berdasarkan pada apa yang sudah terjadi, kami hanya ingin memastikan bahwa staf kami merasa aman dan nyaman," kata Cailor.

Perlindungan lebih luas lagi akan segera diperkenalkan dalam waktu dekat ini.

Asosiasi Hotel New York merencanakan pertemuan dengan serikat pekerja hotel utnuk mendiskusikan reformasi yang mungkin, termasuk meningkatkan pelatihan bagi staf keamanan dan staf-staf lain.

Asosiasi itu juga bertemu dengan pengusul undang-undang Rory lancman, yang mengusulkan ligislasiyang mengamanatkan tombol panik (tombol yang digunakan dalam keadaan darurat atau dalam berbagai situasi keamanan) bagi staf rumah tangga hotel.

Sejak penangkapan Strauss-Kahn pada 14 Mei, Sofitel dan Pierre, hotel kelas atas lain di tengah kota Manhattan, keduanya memutuskan untuk memberi tombol panik kepada pekerja rumah tangga.

"Keamanan bagi pegawai hotel kami tetap menjadi kepentingan utama bagi semua anggota," kata juru bicara Lisa Linden.  "Ada dan akan ada diskusi mengenai keamanan pekerja kami."

Pelayan yang menuduh Strauss-Kahn secara seksual menyerangnya telah menyewa Kenneth Thompson, seorang pengacara sipil berpengalaman, dan pada akhirnya dapat mengajukan tuntutan hukum yang berujung permintaan ganti rugi.

Tetapi masih diragukan bahwa Sofitel bisa disebut terdakwa dalam tuntutan itu karena tidak mudah mendapatkan standar untuk menyeret satu hotel karena bertanggung jawab atas serangan kepada stafnya.

Biasanya, cedera yang dialami saat bekerja dilindungi oleh hukum ganti rugi untuk pegawai yang memastikan bahwa para pekerja mendapat kompensasi sebagai kompensasi dari lepasnya hak mereka dalam menuntut bos mereka.

Hukum negara bagian New York memungkinkan para pekerja dapat menuntut demi mendapatkan kompensasi tambahan bila mereka bisa membuktikan majikan mereka terlibat dalam "kelalaian" itu.

Tetapi, pengadilan mempertahankan bahwa kelalaian harus memasukkan kesalahan yang disengaja di pihak majikan, dan ini adalah upaya mencegah pendakwa dalam membersihkan nama baiknya.

"Demi menunjukkan kelalaian yang telanjang, Anda perlu membuktikan bahwa majikan berpartisipasi dalam penyerangan," kata pengacara buruh Philip Berkowitz, dari Littler Mendelson.

Standar itu tidak akan ditemui dalam kasus seorang pegawai diserang oleh tamunya bahkan bila pekerja bisa membuktikan bahwa prosedur keamanan hotel tidak sempurna.

Pertanggungjawaban bisa dikesampingkan, namun ada masalah kecil bahwa hotel-hotel akan memilih menghindari kejadian apapun yang dapat merusak citra mereka.

"Hotel-hotel ini tidak mau pembeberan ini," kata Richard Roth, pengacara yang mewakili perusahaan dan klien-klien dari dunia hiburan.  "Kasus ini membuat hotel-hotel menaksir lagi kebijakan mereka karena ingin memastikan itu tidak terjadi pada mereka."