Kairo (ANTARA News) - Dana Moneter Internasional (IMF) memberikan pinjaman kepada Mesir sebesar tiga miliar dolar AS selama 12 bulan guna membantu pemulihan ekonomi negara itu, Menteri Keuangan Samir Radwan mengumumkan, Minggu.

"Mesir mengumumkan pada akhir perundingan dengan IMF dan menyudahi perjanjian dengan dana tersebut diharapkan dapat melancarkan kembali ekonomi Mesir," kata Radwan kepada pers.

Dua pihak menyepakati "pinjaman tiga miliar dolar selama 12 bulan...dengan tingkat suku bunga 1,5 persen," katanya, seraya menambahkan bahwa pinjaman itu akan membantu menutupi sebagian dari defisit anggaran yang mencapai 28 miliar dolar.

Pinjaman yang diberikan kepada Mesir itu dengan masa tenggang tiga tahun tiga bulan.

Ekonomi Mesir, yang tergantung terutama pada sektor pariwisata, nampaknya mengalami penurunan drastis dalam kedatangan wisatawan dan mendekati pertumbuhan ekonomi nol persen selama dan sesudah tergulingnya mantan presiden Mesir Hosni Mubarak pada Februari lalu.

Puluhan dari ribuan pekerja Mesir di Libya, yang mengirim uang ke keluarga-keluarga mereka di Mesir, juga telah melarikan diri akibat konflik di negara tetangga Afrika Utara itu.

IMF mengatakan pada 12 Mei lalu pihaknya menerima permintaan pinjaman dari Mesir.

Mesir, yang diperkirakan memerlukan antara 10 hingga 12 miliar dolar dalam pendanaan internasional untuk mempertahankan ekonomi negara itu tetap berlangsung sampai pertengahan 2012, memperoleh pinjaman senilai 6 miliar dolar dari IMF dan Bank Dunia.

Kairo juga mengatakan bahwa dua negara Teluk juga akan membantu mendorong ekonomi Mesir.

Arab Saudi menjanjikan empat miliar dolar berupa bantuan dalam bentuk hibah dan pinjaman jangka panjang, sementara Qatar menjanjikan investasi 10 miliar dolar, menurut para otoritas Mesir.

"Perjanjian antara Mesir dan IMF sangat positif. Mesir menyatakan bahwa pinjaman tersebut diperlukan untuk mendanai defisit anggarannya di bawah persyaratan sangat banyak, terutama masa tenggang dan juga tingkat suku bunga," kata Mahmud Abdel Fadil, profesor pada Cairo University.

IMF mengatakan dalam sebuah laporan kepada para pemimpin pertemuan G8 di Prancis bulan lalu bahwa pihaknya telah mempersiapkan pinjaman sekitar 35 miliar dolar AS kepada negara pengimpor minyak di Timur Tengah dan Afrika Utara.

"Perjanjian kami dengan Mesir adalah langkah lanjutan terhadap bantuan ini," kata John Lipsky, pejabat direktur pelaksana IMF.

Dalam suatu pernyataan Minggu, Lipsky menyambut baik komitmen Mesir "untuk melanjutkan perubahan dan reformasi struktural."