FOKUS INTERNATIONAL KEMBALI HADIR UNTUK PARA PEMBACA SEKALIAN

jual beli liberty reserve, jual beli paypal

Minggu, 12 Juni 2011

Pemrotes Suriah menyerukan slogan menuntut mundurnya Presiden Bashar al-Assad dalam sebuah aksi di depan kedutaan Suriah di Amman.       

Brussels (ANTARA News/AFP) - Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton pada Sabtu menyerukan Suriah agar membiarkan badan-badan bantuan internasional untuk membantu warga sipil yang terjebak akibat meningkatnya kekerasan disana.

Dalam sebuah pernyataan mengecam tindakan keras Suriah terhadap demonstran prodemokrasi, ia menggemakan keprihatinan tentang krisis kemanusiaan yang diciptakan dari konflik dan mengulangi seruan agar rezim untuk mengubah arah.

"Saya sangat prihatin dengan memburuknya situasi kemanusiaan yang disebabkan oleh tindakan pihak berwenang Suriah dan menyerukan kepada mereka untuk memungkinkan segera dan tanpa hambatan akses bagi para pemantau internasional hak asasi manusia dan lembaga-lembaga kemanusiaan, seperti Komite Internasional Palang Merah," kata Catherina Ashton.

Pernyataannya itu muncul Sabtu ketika para saksi mata mengatakan pasukan Suriah didukung oleh helikopter tempur menyerang pengunjuk rasa, pada saat Presiden Bashar al-Assad melanjutkan tindakan-tindakan keras ya meskipun terdapat kecaman internasional.

"Saya menyesalkan meningkatnya penggunaan kekuatan brutal terhadap pemrotes di Suriah dalam beberapa hari terakhir," kata Ashton.

"Saya ulangi lagi seruan saya pada pihak berwenang Suriah untuk mengubah arah,"katanya.

Langkah itu termasuk membebaskan semua orang yang ditangkap sehubungan dengan aksi-aksi protes, termasuk para tahanan politik lainnya yang tetap berada di bawah penahanan meskipun baru-baru ini

amnesti telah diumumkan oleh Presiden Bashar Assad.

Ashton juga menyerukan Suriah untuk mencabut pengepungan atas kota-kota tempat protes terjadi.

Korban tewas dilaporkan makin meningkat Sabtu ketika hitungan secara rinci menyebutkan angka berkisar beberapa dari ribuan pengungsi melarikan diri ke Turki dari pertumpahan darah di barat laut kota Jisr al-Shughur.

Tentara-tentara pembangkang Suriah yang telah melarikan diri ke Turki menceritakan kekejaman-kekejaman yang dilakukan oleh para prajuritnya dalam menekan aksi-aksi itu, di bawah ancaman eksekusi jika mereka tidak menaati perintah.

"Mereka yang bertanggung jawab atas kekerasan dan pembunuhan harus bertanggung jawab," kata Ashton, menyerukan Damaskus untuk memenuhi permintaan PBB agar bekerja sama dengan para pejabat HAM.

"Penembakan, penyerangan dan penangkapan terhadap demonstran harus berhenti sekarang karena sangat mengganggu pelanggaran hak asasi manusia. Hal itu justru meninggalkan ruang untuk dialog inklusif nasional," tambahnya.

"Ini adalah satu-satunya cara untuk mencapai perubahan yang damai yang diminta orang-orang Suriah."

Uni Eropa bekerja dengan para mitranya ke arah gerakan Dewan Keamanan PBB untuk mengutuk "penindasan di Suriah dan untuk menekan pihak berwenang Suriah guna memenuhi aspirasi rakyat Suriah yang sah".



Editor by Fatryani Auly

0 komentar:

Posting Komentar