FOKUS INTERNATIONAL KEMBALI HADIR UNTUK PARA PEMBACA SEKALIAN

jual beli liberty reserve, jual beli paypal

Jumat, 10 Juni 2011

Washington (ANTARA News) - Militan Al-Shabaab yang terkait dengan Al-Qaida berniat memperluas operasi mereka dan melancarkan serangan-serangan di luar negeri, kata pemimpin CIA Leon Panetta kepada parlemen AS, Kamis.

"Ancaman dari Al-Shabaab terhadap kepentingan-kepentingan AS dan Barat di Tanduk Afrika dan di dalam negeri AS besar dan meningkat," kata Panetta dalam pernyataan tertulis kepada komite angkatan bersenjata Senat.

Panetta menghadiri sidang dengar-pendapat Kamis ketika Senat AS mempertimbangkan pencalonannya sebagai menteri pertahanan mendatang untuk menggantikan Robert Gates.

"Para pemimpin Al-Shabaab yang mengklaim bersekutu dengan Al-Qaida sejak 2007 mengembangkan hubungan dengan Al-Qaida di Semenanjung Arab dan menunjukkan keinginan yang meningkat untuk melancarkan serangan-serangan teroris internasional, selain aksi kekerasan mereka di dalam Somalia," katanya dalam pernyataan tertulis itu, yang salinannya diperoleh AFP.

Panetta dicalonkan pada 28 April oleh Presiden Barack Obama untuk menggantikan Gates yang pensiun pada 30 Juni. Pencalonannya itu harus mendapat persetujuan Senat.

"Al-Shabaab mempekerjakan ratusan gerilyawan asing dan secara tetap berusaha merekrut gerilyawan dari komunitas Somalia yang tersebar di AS dan Eropa," tulis Panetta.

Ia memperingatkan bahwa Somalia, yang tidak memiliki pemerintahan ekfektif sejak penggulingan diktator Siad Barre pada 1991, bisa menjadi sarang baru Al-Qaida, yang pemimpinnya, Osama bin Laden, tewas dalam serangan pasukan komando AS di Pakistan pada 2 Mei.

Al-Shabaab mengobarkan perang selama empat tahun ini dalam upaya menumbangkan pemerintah sementara Somalia dukungan PBB yang hanya menguasai sejumlah wilayah di Mogadishu.

Nama Al-Shabaab mencuat setelah serangan mematikan di Kampala pada Juli 2010.

Para pejabat AS mengatakan, kelompok Al-Shabaab bisa menimbulkan ancaman global yang lebih luas.

Al-Shabaab mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Kampala, ibukota Uganda, pada 11 Juli yang menewaskan 79 orang.

Pemboman itu merupakan serangan terburuk di Afrika timur sejak pemboman 1998 terhadap kedutaan besar AS di Nairobi dan Dar es Salaam yang diklaim oleh Al-Qaida.

Serangan-serangan bom pada 11 Juli itu dilakukan di sebuah restoran dan sebuah tempat minum yang ramai di Kampala ketika orang sedang menyaksikan siaran final Piala Dunia di Afrika Selatan.

Pemimpin Al-Shabaab telah memperingatkan dalam pesan terekam pada Juli bahwa Uganda akan menghadapi pembalasan karena peranannya dalam membantu pemerintah sementara Somalia yang didukung Barat.

Uganda adalah negara pertama yang menempatkan pasukan di Somalia pada awal 2007 untuk misi Uni Afrika yang bertujuan melindungi pemerintah sementara dari Al-Shabaab dan sekutu mereka yang berhaluan keras di negara Tanduk Afrika tersebut.

Washington menyebut Al-Shabaab sebagai sebuah organisasi teroris yang memiliki hubungan dekat dengan jaringan Al-Qaida pimpinan almarhum Osama bin Laden.

Milisi garis Al-Shabaab dan sekutunya berusaha menggulingkan pemerintah Presiden Sharif Ahmed ketika mereka meluncurkan ofensif mematikan pada Mei tahun lalu.

Mereka menghadapi perlawanan sengit dari kelompok milisi pro-pemerintah yang menentang pemberlakuan hukum Islam yang ketat di wilayah Somalia tengah dan selatan yang mereka kuasai.

Al-Shabaab dan kelompok gerilya garis keras lain ingin memberlakukan hukum sharia yang ketat di Somalia dan juga telah melakukan eksekusi-eksekusi, pelemparan batu dan amputasi di wilayah selatan dan tengah. 


Editor by Fatryani Auly

0 komentar:

Posting Komentar