FOKUS INTERNATIONAL KEMBALI HADIR UNTUK PARA PEMBACA SEKALIAN

jual beli liberty reserve, jual beli paypal

Jumat, 10 Juni 2011

Presiden Rusia Dmitry Medvedev
Moskow (ANTARA News/SANA-OANA) - Rusia pekan ini kembali menolak setiap resolusi Dewan Keamanan PBB terhadap Suriah, sebab situasi di negeri tersebut tak mengancam keamanan global.

"Rusia menentang setiap resolusi PBB atas Suriah sebab situasi di negeri itu tak mengancam keamanan global," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Alexander Lukashivich di dalam satu pernyataan kepada wartawan.

"Presiden Rusia telah berulangkali mengatakan Rusia menentang setiap resolusi Dewan Keamanan PBB sebab keadaan di negeri tersebut di negeri tak menimbulkan ancaman apa pun terhadap perdamaian dan keamanan," kata Lukashevich.

Ia menyeru masyarakat internasional agar memberi pemerintah Suriah cukup waktu guna menyelesaikan tugas dan langkah nyata yang dilakukan sehubungan dengan pembaruan yang diumumkan.

Pejabat Rusia tersebut mengatakan pembahasan rancangan resolusi terhadap Suriah oleh Dewan Keamanan menjadi faktor untuk meningkatkan ketegangan internal di negeri tersebut dan akan tercermin pada situasi di wilayah itu secara keseluruhan.

Ia menyampaikan keprihatinan yang mendalam di negerinya mengenai berita tentang penyebaran sebagian kelompok bersenjata di wilayah Suriah, dan mengatakan itu akan meningkatkan penyelesaian masalah melalui cara damai.

"Setiap resolusi Dewan Keamanan yang mengecam Suriah berarti dukungan tak langsung terhadap tindakan kelompok bersenjata dan ini bertentangan dengan peran Dewan Keamanan," kata Lukashevich.

Ia mengecam seruan ekstrem oposisi Suriah karena menolak ikut dalam dialog nasional yang diumumkan oleh pimpinan Suriah.

Dalam konteks yang sama, Reuters, yang mengutip keterangan diplomat dalam pertemuan tertutup Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Jumat, Rusia mengumumkan maksud untuk melakukan pemungutan suara guna menentang penyerahan masalah nuklir Suriah kepada Dewan Keamanan PBB.


Editor by Fatryani Auly

0 komentar:

Posting Komentar