Pertempuran antara tentara Garda dan "para pembela revolusi" yang menentang Presiden Ali Abdullah Saleh itu mulai Sabtu pagi dan masih berlangsung pada malam harinya, kata beberapa saksi.
Bentrokan itu meletus ketika tentara Garda berusaha untuk masuk sebuah daerah baru di utara Taez, kata mereka. Enam rumah hancur dalam pertempuran itu.
Taez telah menjadi pusat demonstrasi yang meminta pengunduran diri Saleh, yang telah berkuasa sejak 1978.
Kantor hak asasi manusia mengatakan bahwa lebih dari 50 orang tewas di kota terbesar kedua Yaman itu dalam penumpasan terhadap demonstran dalam beberapa hari pada akhir Mei.
Kemudian pada awal Juni, seorang kepala suku terkemuka mengatakan para pembangkang bersenjata telah merebut kekuasaan di sebagian besar Taez, menyusul bentrokan dengan tentara yang setia pada Saleh.
"Saya memperkirakan Taez akan jatuh dalam kekuasaan" para pembangkang itu, kata Sheikh Hammoud Saeed al-Mikhlafi, kepala dewan suku di Taez pada AFP melalui telpon.
Ia mengatakan bahwa orang-orang bersenjata suku telah dikerahkan di kota itu untuk "melindungi demonstran (anti-rezim) yang damai" setelah mereka menghadapi "genosida" oleh pasukan keamanan pro-Saleh pekan lalu.
Saleh, sekutu dekat AS dalam perangnya terhadap Al Qaida, terluka akibat ledakan pada 3 Juni lalu dan sekarang dalam pemulihan di Arab Saudi.
Editor by Fatryani Auly
0 komentar:
Posting Komentar