FOKUS INTERNATIONAL KEMBALI HADIR UNTUK PARA PEMBACA SEKALIAN

jual beli liberty reserve, jual beli paypal

Senin, 04 Juli 2011

Kabar 8 WNI Dipancung di Arab, Bohong

Dubes Indonesia untuk Arab Saudi, Gatot Abdullah Mansyur
VIVAnews - Kabar yang beredar melalui email yang menyebutkan delapan warga negara Indonesia akan dipancung Jumat pekan lalu terbukti tidak benar. Beberapa nama yang tertulis dalam daftar ternyata telah dimaafkan, sebagian yang lain adalah nama fiktif.

Jumat, 1 Juli 2011, seorang yang bernama Ano Damiano mengirimkan email ke redaksi VIVAnews yang mengatakan delapan WNI akan dipancung di Jeddah usai salat Jumat.Dikonfirmasi kebenaran informasi tersebut pekan lalu, Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Gatot Abdullah Mansyur, mengatakan telah mengerahkan stafnya untuk mencari tahu kebenarannya.

Dikonfirmasi kembali hari ini, Gatot mengatakan kabar tersebut adalah kabar bohong. "Kabar yang mengatakan delapan WNI akan dipancung ternyata tidak akurat," ujar Gatot kepada VIVAnews, Senin, 4 Juli 2011.

Dia mengatakan, salah satu orang dalam daftar nama tersebut, Emi binti Katma Mumu, memang terancam hukuman pancung karena membunuh anaknya sendiri. Namun dia lolos setelah dimaafkan oleh suaminya di Indonesia. "Saat ini pengadilan tengah menunggu dikirimkannya surat nikah Emi untuk syarat pembebasannya," ujar Gatot.

Nama lainnya, Jamila binti Abidin Rifi, yang didakwa membunuh majikannya juga telah dimaafkan oleh keluarga korban. Anak-anak korban menyatakan memaafkan Jamila di hadapan raja Saudi tahun lalu. "Pemaafan ini bahkan disiarkan secara langsung oleh stasiun televisi Aljazeera," ujar Gatot.

WNI lainnya dalam daftar, Efi bin Toyib, saat ini sedang dalam proses banding. Gatot mengatakan pengadilan Efi ditunda karena yang bersangkutan memiliki anak yang masih kecil. Sementara Sulaiman, yang juga didakwa membunuh, masih dalam pengadilan tahap awal.

"Untuk kasus Sulaiman, tidak ada bukti yang kuat dia terlibat dalam pembunuhan," kata Gatot.

Sedangkan nama lainnya dalam daftar, Gatot mengakui tidak terdapat dalam data-data yang dimiliki KBRI. "Mereka semua tidak terdaftar. Ini nama-nama fiktif," ujar Gatot.

VIVAnews telah mencoba menghubungi pengirim email, Ano Damiano, untuk mengklarifikasi daftar yang dia berikan. Namun, hingga hari ini belum ada balasan dari yang bersangkutan.

Editor by Fatryani Auly

0 komentar:

Posting Komentar