FOKUS INTERNATIONAL KEMBALI HADIR UNTUK PARA PEMBACA SEKALIAN

jual beli liberty reserve, jual beli paypal

Jumat, 08 Juli 2011

Kaum Sunni-Syiah Bahrain Bahas Sengketa

Kaum Sunni-Syiah
Manama (ANTARA News) - Satu tim 12 anggota yang terdiri atas blok konservatif Sunni dan Syiah serta beberapa tokoh independen dibentuk, Kamis malam (7/7), selama dialog nasional yang sedang berlangsung di Bahrain , kata juru bicara blok tersebut.

Juru bicara Isa Abdul Rahman mengumumkan pada satu taklimat bahwa anggota dari blok parlemen yang menghadiri pembicaraan tersebut mencapai konsensus untuk membentuk satu kelompok yang akan berfungsi secara terpisah guna mempelajari sengketa politik dan mencari konsensus mengenai penyelesaian.

Tim itu akan terdiri atas anggota dari kelompok oposisi terbesar di Bahrain, Masyarakat Islam Nasional Al Wefaq, Al Menbar (Ichwanul Muslimin) dan As Sala (blok konservatif Sunni), serta anggota lain parlemen yang ikut dalam dialog tersebut, katanya.

"Kami memiliki tempat dalam proses dialog nasional yang merupakan lima persen kelompok oposisi yang terlibat dalam pembicaraan itu," kata Khalil Am Marzooq, mantan anggota parlemen dari Al Wefaq, kepada Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Jumat.

Marzooq tak menghadiri pertemuan Rabu, dan mengatakan tidak penting karena ada masalah penting lain yang belum dibahas.

"Kami perlu memasuki masalah inti dan kami mengingini perwakilan nyata dari semua orang, yang akan memperlihatkan kesungguhan dan kestabilan," katanya.

Al Wefaq memutuskan pada saat terakhir untuk ikut dalam dialog itu awal Juli, saat kelompok tersebut mempertanyakan proses itu dan menyatakan kelompok oposisi disisihkan dalam dialog tersebut.

Dialog nasional itu, yang dipusatkan pada empat masalah utama, termasuk masalah politik, ekonomi, sosial dan hak asasi manusia, diserukan oleh pemimpin Bahrain pada Juni. Tujuannya ialah untuk mempersatukan berbagai lapisan masyarakat Bahrain untuk menyampaikan pandangan rakyat dan tuntutan bagi pembaruan lebih lanjut di negeri tersebut.

Pembicaraan itu diadakan di Isa Cultural Center di Juffair tiga kali dalam sepekan, dan pertemuan tersebut direncanakan akan dilakukan sampai satu konsensus dicapai di antara semua pihak.

Editor by Fatryani Auly

0 komentar:

Posting Komentar