Jammu, India (ANTARA News) - Kontak tembak antara pasukan India dan Pakistan berlanjut Minggu, kata sejumlah pejabat keamanan, sehari setelah seorang prajurit India tewas oleh tembakan pasukan Pakistan ketika berpatroli di perbatasan kedua negara tersebut.

Kedua pihak terlibat dalam tembak-menembak senjata ringan selama 30 menit Minggu pagi di sebuah pos perbatasan 30 kilometer dari Jammu, ibukota musim dingin Kashmir India.

"Pasukan Pakistan memulai penembakan tanpa provokasi ke pos kami Umra Wali," kata seorang juru bicara Pasukan Keamanan Perbatasan India.

"Kami membalas penembakan mereka," tambah juru bicara pasukan paramiliter itu.

Seorang pejabat keamanan perbatasan Pakistan mengkonfirmasi bentrokan itu namun membantah pihaknya memulai penembakan. Tiga prajurit paramiliter Pakistan terluka, katanya.

Seorang prajurit India tewas di rumah sakit pada Sabtu malam akibat luka-luka yang dideritanya setelah pasukan Pakistan melepaskan tembakan ke arah patroli rutin di daerah yang sama, kata pihak berwenang India.

Ia adalah prajurit pertama India yang tewas dalam serangan pasukan Pakistan dalam setahun ini.

Kashmir India tahun lalu dilanda protes terbesar terhadap kekuasaan India, yang menewaskan lebih dari 110 pemrotes, sebagian besar akibat tembakan polisi terhadap pemuda pelempar batu.

Lebih dari 47.000 orang -- warga sipil, militan dan aparat keamanan -- tewas dalam pemberontakan muslim di Kashmir India sejak akhir 1980-an.

Pejuang Kashmir menginginkan kemerdekaan wilayah itu dari India atau penggabungannya dengan Pakistan yang penduduknya beragama Islam.

New Delhi menuduh Islamabad membantu dan melatih pejuang Kashmir India. Pakistan membantah tuduhan itu namun mengakui memberikan dukungan moral dan diplomatik bagi perjuangan rakyat Kashmir untuk menentukan nasib mereka sendiri.

Perbatasan de fakto memisahkan Kashmir antara India dan Pakistan.

Dua dari tiga perang antara kedua negara itu meletus karena masalah Kashmir, satu-satunya negara bagian yang berpenduduk mayoritas muslim di India yang penduduknya beragama Hindu.

Serangan-serangan pada 2008 di Mumbai, ibukota finansial dan hiburan India, telah memperburuk hubungan antara India dan Pakistan.

New Delhi menghentikan dialog dengan Islamabad yang dimulai pada 2004 setelah serangan-serangan Mumbai pada November 2008 yang menewaskan lebih dari 166 orang.

India menyatakan memiliki bukti bahwa "badan-badan resmi" di Pakistan terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan serangan-serangan itu -- tampaknya menunjuk pada badan intelijen dan militer Pakistan. Islamabad membantah tuduhan tersebut.

Sejumlah pejabat India menuduh serangan itu dilakukan oleh kelompok dukungan Pakistan, Lashkar-e-Taiba, yang memerangi kekuasaan India di Kashmir dan terkenal karena serangan terhadap parlemen India pada 2001. Namun, juru bicara Lashkar membantah terlibat dalam serangan tersebut.

India mengatakan bahwa seluruh 10 orang bersenjata yang melakukan serangan itu datang dari Pakistan. New Delhi telah memberi Islamabad daftar 20 tersangka teroris dan menuntut penangkapan serta ekstradisi mereka, demikian Reuters melaporkan.