Abdul Rahman Shalgam |
Utusan tersebut, yang juga mantan menteri luar negeri Libya, Abdul-Rahman Shalgam, menyampaikan pernyataan itu dalam konferensi pers setelah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov.
"Siapa yang harus gencatan senjata? Kalau Gaddafi memang harus," kata Shalgam, dan menambahkan bahwa "Kami akan memiliki kedamaian dan tidak ada tembak-tembakan saat Gaddafi turun dari kekuasaan atau meninggalkan negara", demikian Xinhua-OANA melaporkan.
Sementara itu, Shalgam mengatakan bahwa dialog antara mereka dan Moskow "diperlukan".
"Kami ingin sangat banyak harus berhubungan dengan Rusia, karena Rusia merupakan negara yang sangat penting, anggota tetap Dewan Keamanan PBB," tambahnya.
Pada hari yang sama, Lavrov mengatakan bahwa tujuan utama pertemuan antara Rusia dan oposisi Libya adalah untuk mencapai gencatan senjata di Libya.
Berkenaan dengan kemungkinan operasi darat militer NATO di Libya, Shalgam mengatakan bahwa oposisi sangat mendukung setiap operasi darat.
Namun, ia tetap mendukung operasi NATO di Libya, dan mengatakan bahwa koalisi Barat telah beroperasi untuk melindungi orang-orang Libya di bawah mandat PBB tapi tidak atas inisiatif sendiri.
NATO mengatakan serangan-serangan udara telah melumpuhkan kemampuan pasukan pemerintah Libya untuk menyerang pejuang oposisi dan pendukung mereka, dan telah efektif memaksa diri Gaddafi bersembunyi.
Namun, konflik tiga bulan tampaknya telah mencapai kebuntuan, pada saat oposisi mengendalikan bagian timur Libya dan beberapa wilayah barat, tetapi tidak bisa maju ke arah barat lebih lanjut untuk merebut ibu kota Tripoli.
0 komentar:
Posting Komentar