Tripoli (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Perdana Menteri Libya al-Baghdadi Ali al-Mahmoudi pada Selasa mengecam pemboman Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) terhadap negaranya sebagai pelanggaran Piagam PBB, kata laporan kantor berita milik negara JANA.

Pejabat Libya itu menyatakan kecamannya ketika memberikan penjelasan kepada Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan Perdana Menteri Yunani George Papandreou melalui telepon mengenai akibat-akibat yang menghancurkan dari kampanye pemboman perhimpunan tersebut, menurut laporan itu.

Serangan-serangan yang dilakukan oleh aliansi pertahanan itu jelas melampaui lingkup mandat PBB dan merupakan pelanggaran hukum internasional serta Piagam PBB, kata al-Mahmoudi.

Dia menyebut tindakan NATO itu adalah pelanggaran yang "serius dan berkelanjutan" dan "agresi terhadap rakyat Libya."

Perdana Menteri Libya juga mengadakan pembicaraan telepon dengan Menteri Luar Negeri Bulgaria Nickolay Mladenov pada Selasa malam, kata JANA, tanpa mengungkapkan rincian.

Diplomasi telepon itu terjadi setelah malam bergolak yang memperlihatkan Tripoli diguncang serangkaian ledakan.

Sebuah bangunan pemerintah yang telah ditargetkan sebelumnya hancur, dan menara komunikasi yang digunakan untuk layanan telepon seluler dirobohkan.

Dewan Keamanan PBB meloloskan resolusi pada pertengahan Maret lalu yang memberikan lampu hijau untuk semua tindakan yang diperlukan guna melindungi warga sipil Libya.

Namun beberapa pihak melakukan intervensi yang kemudian mengubah intervensi tersebut menjadi misi untuk membantu pemberontak menggulingkan pemerintah Libya yang sah, yang masih diakui oleh PBB.