Kairo (ANTARA News) - Amerika Serikat menyatakan dukungannya pada pemerintah transisi Mesir dalam mengambil tindakan tegas terhadap perusuh sektarian yang menewaskan 12 orang dan lebih dari 200 orang cedera di Ambaba pada akhir pekan lalu.

Kementerian Luar Negeri AS menilai kerusuhan sektarian itu sangat membahayakan sehingga perlu segera dibendung agar tidak terjadi lagi pada masa mendatang, kantor berita Mesir MENA melaporkan dari Washington, Selasa.

AS juga mendesak Majelis Tertinggi Militer Mesir yang berkuasa saat ini untuk memeriksa dan mengajukan para perusuh tersebut ke mahkamah secara adil sesuai dengan hukum yang berlaku.

Konflik sektarian antara warga Muslim dan Kristen Koptik yang berlangsung dua hari pada Sabtu dan Ahad itu merenggut sedikitnya 12 jiwa di Ambaba, Kairo selatan.

Dewan Tinggi Militer yang berkuasa di Mesir berikrar akan mengambil tindakan keras terhadap perusuh sektarian yang bermula dari penculikan seorang wanita Kristen Koptik yang baru saja memeluk Islam tersebut.

Wanita Koptik itu sebelumnya dilaporkan telah memeluk Islam setelah dinikahi oleh seorang pria Muslim.

Namun, belakangan keluarga wanita tidak merestui perkawinan itu dan kemudian menculiknya dan menyekap dia di sebuah gereja di Ambaba.

Polisi dan militer dikerahkan ke Ambaba untuk meredam gejolak sektarian tersebut.

Sebanyak 192 orang telah ditangkap dari kedua belah pihak untuk dimintai keterangan.

Akibat aksi anarkis itu, Perdana Menteri Mesir Essam Sharaf membatalkan rencana kunjungan resminya ke negara-negara Teluk.

Para pemuka Islam dan Kristen Koptik mengutuk aksi sektarian itu dan menyerukan warga untuk tenang dan menghindari fitnah yang kemungkinan disebarkan kelompok tertentu.