Beijing (ANTARA News/AFP) - Beijing pada Rabu menyangkal laporan tim PBB yang mengindikasikan bahwa teknologi peluru kendali (rudal) terlarang telah dibagi antara Korea Utara dan Iran melalui negara ketiga yang menurut sejumlah diplomat adalah China.

"Saya menyangkal keras laporan tersebut," kata Asisten Menteri Luar Negeri China, Hu Zhengyue, kepada wartawan.

Hu telah diminta untuk berkomentar mengenai laporan sanksi PBB -- yang dilaporkan Beijing mencari cara untuk memblokir -- mengatakan bahwa Teheran dan Pyongyang diduga berbagi teknologi rudal balistik.

Laporan tersebut, yang dikutip oleh AFP, mengatakan bahan terlarang dipindahkan melalui "negara tetangga ketiga" tanpa menyebut namanya yang banyak diplomat mengidentifikasikan sebagai China, sekutu terdekat Korut yang terisolasi.

Para diplomat juga mengatakan, seorang perwakilan China dalam panel PBB yang terdiri dari tujuh pakar mengenai sanksi nuklir Korut menolak untuk menandatangani laporan tersebut.

Hu menolak untuk memberi komentar lebih lanjut perihal itu.

"Barang berkaitan dengan rudal balistik terlarang diduga telah dipindahkan antara Republik Rakyat Demokratis Korea dan Republik Islam Iran melalui penerbangan terjadwal maskapai Air Koryo dan Iran Air," menurut laporan tersebut.

Air Koryo dan Iran Air merupakan maskapai penerbangan nasional Korut dan Iran.

Iran, yang juga dianggap sebagai mitra kunci China, menyangkal tuduhan tersebut pada Selasa.

"Kami selalu menyangkal segala propaganda dan laporan palsu akan kerja sama antara kami dan Korut mengenai transfer teknologi atau komponen rudal balistik," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Ramin Mehmanparast kepada wartawan di Teheran.

DK PBB memberlakukan beberapa sanksi terhadap Korut setelah melakukan dua pengujian nuklir pada 2006 dan 2009, melarang mereka dari perdagangan bahan untuk nuklir dan rudal balistik.

Iran juga menghadapi sejumlah sanksi atas program nuklirnya.

Kabel diplomatik Amerika Serikat yang disiarkan oleh laman "whistle-blower" WikiLeaks pada akhir tahun lalu mengatakan pihak intelijen AS meyakini Iran menerima peralatan dari Korut untuk rudal canggih yang dapat mencapai Eropa.

Kabel tersebut juga mengatakan bahwa AS sangat menuntut agar Beijing melarang pengiriman tersebut.

Dokumen tersebut tidak menyatakan segala tindakan yang dilakukan oleh China.