Moskow (ANTARA News/RIA Novosti-OANA) - Ratusan pengungsi Libya dikhawatirkan tewas setelah sebuah kapal yang penuh sesak membawa sekitar 600 orang yang mencoba melarikan diri dari Libya tenggelam di luar pelabuhan Tripoli, kata media dunia Senin.
Kerusuhan di negara itu, yang dimulai pada pertengahan Februari, telah merenggut ribuan nyawa, dengan pasukan Muammar Gaddafi mempertahankan kemampuan tempur mereka meskipun serangan udara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) terus digencarkan terhadap mereka.
Badan pengungsi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengatakan, 16 mayat dari kapal yang tenggelam itu, termasuk dua bayi, telah ditemukan.
Kapal tersebut menuju ke Italia ketika menghantam batu karang dan tenggelam. Para penjaga pantai Italia berhasil menyelamatkan banyak penumpang.
NATO telah membantah laporan sebelumnya bahwa ia telah menewaskan puluhan migran di atas kapal lain.
Dewan Keamanan PBB mengadopsi resolusi yang memaksakan zona larangan terbang di atas Libya pada 17 Maret, yang membuka jalan bagi operasi militer terhadap pemimpin Libya Muammar Gaddafi yang dimulai dua hari setelahnya.
Perintah operasi itu bergeser dari koalisi internasional pimpinan AS kepada NATO pada akhir Maret.
Protes-protes massa di Timur Tengah dan Afrika Utara baru-baru telah menggulingkan rezim di Mesir dan Tunisia, dan menyebabkan perang saudara di Libya, dengan protes yang kini masih terus berlangsung di Suriah dan Bahrain.
Daftar Jenderal Asing SS
4 bulan yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar