Tunis (ANTARA News) - Satu surat kabar oposisi Libya, Senin (9/5), melaporkan pemberontak memimpin satu aksi perlawanan di pinggiran kota Tripoli, ibu kota Libya, setelah dipasok senjata ringan oleh personel dinas keamanan yang membelot.

Seorang wartawan Reuters yang berada sekitar tiga kilometer dari daerah pemberontakan tersebut melaporkan ia tak mendengar suara tembakan.

Harian oposisi, Brnieq, melaporkan pemberontakan itu di laman Internetnya.

Koran Brnieq mengutip keterangan saksi mata yang mengatakan pemberontakan besar guna menentang kekuasaan pemimpin Libya Muamar Gaddafi berlangsung di pinggiran Tripoli.

Pemrotes, katanya, sedang menyiapkan diri untuk bergerak ke arah pusat kota Tripoli.

Sementara itu seorang pejabat pemerintah di Tripoli membantah laporan tersebut.

"Suasana tenang di sana," katanya.

Libya selama dua bulan telah dilanda pemberontakan yang diilhami oleh peristiwa serupa di Tunisia dan Mesir. Pemberontak menguasai kota Benghazi dan beberapa kota kecil di bagian timur negeri tersebut, sementara pemerintah menguasai ibu kota dan kota besar lain.

Pemerintah menyatakan kebanyakan warga Libya mendukung Gaddafi, sementara pemberontak adalah penjahat bersenjata dan anggota Al-Qaida, dan campur-tangan NATO adalah aksi agresi kolonial oleh negara Barat dengan maksud mencuri minyak negeri itu