FOKUS INTERNATIONAL KEMBALI HADIR UNTUK PARA PEMBACA SEKALIAN

jual beli liberty reserve, jual beli paypal

Senin, 19 Maret 2012

Dubai (Fokus/ANTARA News) - Arab Saudi mengirim peralatan militer ke pemberontak Suriah dalam usaha menghentikan pertumpahan darah oleh pemerintah Presiden Bashar al-Assad, kata seorang diplomat penting Arab, Sabtu.

"Peralatan militer sedang dalam perjalanan menuju Jordania untuk mempersenjatai Tentara Pembebasan Suriah," kata diplomat yang tidak bersedia namanya disebutkan itu kepada AFP,

"Ini adalah prakarsa Arab Saudi untuk menghentikan pembunuhan di Suriah," tambahnya dan mengatakan "rincian lebih jauh akan diumumkan kemudian."

Pengumuman itu muncul dua hari setelah kerajaan itu mengatakan pihaknya akan menutup kedubesnya di Suriah dan menarik semua stafnya.

Pengumuman itu setelah satu pertemuan singkat membicarakan krisis Suriah pekan lalu antara Raja Abdullah dari Jordania dan raja Arab Saudi di Riyadh.

Tidak ada reaksi resmi mengenai pernyataan itu dari Riyadh dan Amman, yang bulan ini menyerukan solusi diplomatik krisis Suriah, diperkirakan Jordania termasuk di antara yang terkena dampak terburuk akibat konflik itu.

Jordania berbatasan dengan Suriah di utara, tempat lebih dari 65 persen transit perdagangan. Menurut para pejabat lokal, sekitar 80.000 warga Suriah melarikan diri ke kerajaan itu sejak Maret 2011.

Riyadh bersikap keras terhadap pertumpahan darah yang meningkat dan bersama dengan lima mitra Dewan Kkerja Sama Teluk mengusir utusan-utusan Suriah bulan lalu dan menarik para utusan mereka karena "pembunuhan massal" warga sipil itu.

Awal bulan ini, Menlu Arab Saudi Pangeran Saud al-Faisal secara terbuka membela hak oposisi Suriah untuk mempersenjatai dirinya.

"Adalah hak rakyat Suriah untuk mempersenjatai diri mereka untuk membela diri mereka," katanya.

Raja Abullah juga sebelumnya menyerukan dilakukan "tindakan penting" terhadap pemerintah Suriah, memperingatkan bahwa satu "bencana kemnusiaan" akan segera terjadi.

Pekan lalu,Menteri Informasi Suriah Adnan Mahmoud mengemukakan kepada AFP bahwa Arab Saudi dan Qatar mendukung "geng-geng teroris bersenjata" beroperasi di negara itu karena itu bertanggungjawab atas pertumpahan darah itu.

"Beberapa negara mendukung geng-geng teroris bersenjata seperti Arab Saudi dan Qatar, adalah kakitangan terorisme yang menargetkan rakyat Suriah... dan memikul tanggung jawab atas pertumpahan darah itu," katanya.

Tuduhan-tuduhan itu diulang kembali di televisi pemerintah Suriah, Sabtu setelah dua bom menewaskan setidaknya 27 orang dan mwncedrai hampir 100 orang di Damaskus.

"Arab Saudi mengirim kami teroris-teroris," kata seorang penduduk di daerah yang dihantam ledakan bom itu di stasiun televisi pemerintah.

Setidaknya 9.100 orang, sebagian besar warga sipil tewas sejak pemberontakan menentang Presiden Suriah Bashar al-Assad dimulai Maret 2011, kata satu kelompok hak asasi manusia Observatorium bagi Hak Asasi Manusia Suriah


Editor : Jendri Frans Mamahit

0 komentar:

Posting Komentar