Kupang (Fokus/ANTARA News) - Fransico Guterres alias Lu-Olo unggul sementara dalam Pemilu Presiden Timor Leste dengan mengumpulkan 27,62 persen suara dari 328.946 suara sah yang sudah masuk ke komisi pemilihan umum setempat, Minggu, hingga pukul 12.00 waktu Timor Leste.
Sementara itu, Jose Maria de Casconselhos (Taur Matan Ruak) berada di posisi kedua dengan mengumpulkan 24,23 persen suara dari total suara sah yang sudah masuk ke KPU tersebut, kata pemerhati masalah Timor Leste dari East Timorese Indonesia Citizen Association (ETICA), Florencio Mario Vieira, kepada ANTARA News Kupang dari Dili, Minggu.
Pemilu Presiden Timor Leste yang berlangsung 17 Maret 2012 merupakan yang ketiga sejak Timor Leste menyatakan kemerdekaannya pada 20 Mei 2002, setelah berpisah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui jajak pendapat pada Agustus 1999.
Sebanyak 626.503 warga Timor Leste yang menggunakan hak politiknya dalam pemilu presiden yang diiukuti 12 kandidat tersebut.
Francisco Guterres alias Lu-Olo (58) lahir di Ossu, Distrik Viqueque, Timor Leste pada 7 September 1954 adalah Presiden Parlemen Timor Leste (2002-2007), Ketua Partai Fretilin (Frente Revolucionaria de Timor Leste Independente) dan mantan gerilyawan.
Pada 21 Desember 2006, ia resmi maju dalam pemilu presiden Timor Leste 2007. Ia tampil sebagai kandidat dari partai berkuasa Fretilin, namun gagal meraih kemenangan dalam pemilu kedua tersebut.
Dalam pemilu parlemen di tahun 2007, Fretilin keluar sebagai pemenang dan menduduki 21 kursi dari 65 kursi di Parlemen Nasional. Namun, Mari Alkatiri kalah dalam pemilihan perdana menteri setelah Xanana Gusmau dan CNRT membentuk koalisi dengan sejumlah partai papan tengah, antara lain Partai Demokrat dan Partai Sosialis Demokrat.
Taur Matan Ruak (56) adalah mantan Panglima Angkatan Perang Timor Leste (Forcas Devense de Timor Leste/FDTL) yang mendapat dukungan penuh dari Xanana Gusmao dan Dewan Perlawanan Timor Leste untuk Kemerdekaan (CNRT/Conselho Nacional de Resistencia Timorense).
Sebelum diangkat menjadi Panglima FDTL ketika Timor Leste menjadi sebuah negara merdeka pada 20 Mei 2002, ia juga adalah seorang mantan gerilyawan perang dan Wakil Panglima Tentara Nasional Pembebasan Timot Timur (Forcas Armadas da Libertacao Nacional Timor Leste/Falintil).
Pria kelahiran Baguia, Distrik Baucau pada 10 Oktober 1956 dari pasangan Antonio de Vasconcelhos dan Albertina Amaral itu, baru meletakkan jabatannya sebagai Panglima FDTL pada 6 Oktober 2011, ketika mengumumkan dirinya maju menjadi calon Presiden Timor Leste periode 2012-2017, dan menyerahkan tongkat komando tersebut kepada wakilnya Brigjen Tito Cristovao da Costa atau lebih populer dengan panggilan Lere Anan Timor.
Mario Vieira menambahkan, posisi ketiga sementara diraih petahanan Presiden Timor Leste, Jose Ramos Horta, dengan meraih 19,13 persen suara sah, dan di posisi keempat diraih Fernando de Araujo atau lebih dikenal dengan Fernando Lasama (49) dengan mengumpulkan 17,78 persen suara.
Ia mengatakan, kemungkinan besar akan terjadi pemilu putaran kedua yang dijadwalkan 3 April 2012 oleh KPU negara itu, setelah mencermati komposisi perolehan suara tersebut tidak ada calon yang meraih suara signifikan mendekati 51 persen.
Menurut dia, akan bertarung dalam pemilu putaran kedua nanti kemungkinan besar antara Lu-Olo dan Taur Matan Ruak.
"Jika ini yang terjadi, maka Taur akan menang mutlak karena mendapat dukungan penuh dari PM Timor Leste dan mantan presiden negara itu, Xanana Gusmao, serta CNRT," katanya.
CNRT adalah sebuah organisasi payung di bawah Fretilin yang dideklarasikan di Peniche, Portugal pada 1988. Organisasi ini didirikan untuk merangkul semua orang Timor Leste guna menyelesaikan masalah Timor Timur menuju kemerdekaan.
Editor : Jendri Frans Mamahit
Daftar Jenderal Asing SS
4 bulan yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar