Kota Gaza (Fokus/ANTARA News/Xinhua-OANA) - Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS), Sabtu (24/3), menyatakan bahwa mereka ingin memperoleh bahan bakar buat satu-satunya pembangkit listrik di Jalur Gaza dari Mesir, dan bukan dari Israel.
"HAMAS terikat komitmen untuk memasukkan bahan bakar dari Mesir," kata Sami Abu Zuhri, juru bicara HAMAS, yang menguasai Jalur Gaza.
Pada Jumat (23/3), pembangkit listrik tersebut memperoleh 450.000 liter bahan bakar diesel industri dari Israel. Dengan bahan bakar tersebut, Pemerintah Otonomi Palestina (PNA) di Tepi Barat Sungai Jordan mengatakan akan memulai kembali operasi pembangkit listrik itu dalam waktu kurang dari satu pekan.
Abu Zuhri menuduh PNA "menghindari tanggung jawabnya dalam menutup biaya bahan bakar tersebut", demikian laporan Xinhua --yang dipantau ANTARA News di Jakarta, Ahad siang.
HAMAS ingin memperoleh bahan bakar melalui terowongan penyelundupan di bawah perbatasan Jalur Gaza dengan Mesir, dengan begitu harga bahan bakar tersebut jadi lebih murah, kata juru bicara itu.
Ditambahkannya, bahan bakar mesin diesel Israel mahal, dan PNA menuntut pemerintah HAMAS membayar bahan bakar tersebut.
Kekurangan bahan bakar di Sinai Utara dan pembatasan oleh Mesir membuat sulit para penyelundup membeli bahan bakar bersubsidi dan menjualnya kepada HAMAS.
Editor : Jendri Frans Mamahit
Daftar Jenderal Asing SS
4 bulan yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar