FOKUS INTERNATIONAL KEMBALI HADIR UNTUK PARA PEMBACA SEKALIAN

jual beli liberty reserve, jual beli paypal

Selasa, 20 Maret 2012

Montevideo (Fokus/ANTARA News/AFP) - China akan bergabung dengan Inter-American Development Bank (Bank Pembangunan Inter-Amerika/IDB) mendirikan dana satu miliar dolar AS untuk investasi di Amerika Latin, presiden IDB Luis Alberto Moreno mengumumkan Senin.

Moreno, yang berbicara setelah pertemuan tahunan ke-53 organisasi tersebut, mengatakan program ini akan menjadi "sebuah dana yang akan kita dirikan bersama pemerintah China" untuk kawasan.

Sebuah pernyataan IDB mengatakan, tujuannya adalah untuk meningkatkan "investasi ekuitas untuk mendorong pembangunan ekonomi berkelanjutan di kawasan ini."

Dana investasi diharapkan akan beroperasi tahun ini, menyusul penandatanganan nota kesepahaman (letter of intent) antara IDB dan China Eximbank pada 2011.

"Platform baru ini akan meningkatkan hubungan investasi kuat antara China dan Amerika Latin serta Karibia, membantu wilayah kami mengatasi beberapa tantangan pembangunan yang paling penting," kata Moreno.

IDB dan China Eximbank akan menempatkan masing-masing 150 juta dolar AS ke dalam dana dan akan memilih "perusahaan aset manajemen yang diakui secara internasional untuk mengelola investasi dan menggalang dana dari pasar," kata sebuah pernyataan.

China sudah menjadi mitra utama ekonomi banyak negara Amerika Latin, khususnya Brazil. IDB adalah pemberi pinjaman multilateral utama ke kawasan tersebut, telah memberikan 11 miliar dolar AS pada tahun lalu.

Upaya baru menunjukkan "ketertarikan China yang sangat besar untuk wilayah Amerika Latin," kata Moreno.

Sumber yang dekat dengan proyek tersebut mengatakan, upayanya akan berusaha untuk berinvestasi di perusahaan di wilayah tersebut, berbeda dengan kredit IDB, yang pergi terutama untuk pembangunan dan infrastruktur.

Secara terpisah, Moreno mengatakan, organisasi berharap akan datang dengan rencana pada April untuk dana kontingensi yang disebut untuk membantu negara-negara di kawasan itu yang dilanda gejolak ekonomi global.



Editor : Jendri Frans Mamahit

0 komentar:

Posting Komentar