FOKUS INTERNATIONAL KEMBALI HADIR UNTUK PARA PEMBACA SEKALIAN

jual beli liberty reserve, jual beli paypal

Senin, 19 Maret 2012

Korut pertahankan rencana luncurkan satelit

Seoul (Fokus/ANTARA News/Yonhap-OANA) - Korea Utara (Korut) pada Minggumenegaskan bahwa peluncuran satelit observasi bumi yang direncanakan bulan depan adalah hak berdaulat negaranya, dan menyangkal tuduhan bahwa itu adalah upaya untuk menyamarkan uji coba peluru kendali.

Dalam komentar yang disiarkan oleh kantor berita negara Korea Utara (KCNA), pihak Pyongyang mengatakan bahwa pasukan musuh, termasuk Korea Selatan (Korsel), Amerika Serikat (AS), dan Jepang mengecam peluncuran satelit Kwangmyongsong-3 pada roket antariksa Unha-3 yang dijadwalkan itu sebagai uji coba rudal.

Tuduhan tersebut merupakan perpanjangan dari sikap bermusuhan negara-negara itu yang diarahkan pada Korea Utara dan bertujuan untuk menolak hak Pyongyang dan melemahkan rezimnya, kata KCNA.

Selain itu, KCNA melansir, "Perkembangan damai dan penggunaan ruang adalah hak yang sah yang diakui secara universal negara yang berdaulat. Peluncuran satelit itu untuk penelitian ilmiah dan penggunaan ruang untuk pembangunan ekonomi yang tidak bisa lagi dimonopoli oleh beberapa negara."

Laporan itu muncul dua hari setelah Komite Korea Utara untuk Teknologi Antariksa mengatakan satelit dan roket akan meluncurkan dari stasiun peluncuran di Provinsi Pyongan Utara antara 12 dan 16 April.

Pengumuman tersebut dibuat hanya setelah negara itu setuju untuk membekukan rudal dan tes nuklir dengan imbalan 240.000 ton bantuan pangan dari Washington.

Media-media mengatakan bahwa Kwangmyongsong-3 adalah hasil penelitian ilmiah yang dilakukan oleh para ilmuwan dan teknisi di DPRK. DPRK adalah singkatan dari nama resmi Korea Utara, Republik Demokratik Rakyat Korea.

Dikatakan bahwa dua peluncuran sebelumnya satelit eksperimental dilakukan oleh Korea Utara secara ketat mematuhi praktek peraturan internasional yang relevan.

Negara komunis menunjukkan bahwa itu akan mengundang pakar dan jurnalis dari negara lain untuk melihat stasiun peluncuran tersebut.

Keputusan untuk meluncurkan satelit ke orbit telah menarik serangan dari masyarakat internasional karena memandang Unha-3 sebagai rudal yang kuat yang dapat membawa hulu ledak jarak jauh.

AS mengatakan pekan lalu bahwa akan sulit untuk memberikan bantuan makanan jika Pyongyang bergerak ke depan dengan peluncuran.


Editor : Jendri Frans Mamahit

0 komentar:

Posting Komentar