FOKUS INTERNATIONAL KEMBALI HADIR UNTUK PARA PEMBACA SEKALIAN

jual beli liberty reserve, jual beli paypal

Selasa, 20 Maret 2012

Miranshah, Pakistan (Fokus/ANTARA News) - Sedikitnya delapan orang tewas dan 15 lain cedera dalam bentrokan antara pasukan Pakistan dan gerilyawan di wilayah suku baratlaut, kata sejumlah pejabat, Senin.

Empat militan dan satu prajurit tewas ketika gerilyawan menyerbu sebuah pos pemeriksaan pasukan keamanan pada Minggu larut malam di Miranshah, kota utama di daerah suku Waziristan Utara yang berbatasan dengan Afghanistan.

Militer melakukan serangan balasan Senin pagi ke tempat persembunyian militan di luar kota tersebut, namun serangan itu menewaskan tiga warga sipil dan mencederai 15 orang, kata beberapa pejabat keamanan.

"Militan menyerang pos pemeriksaan kami di Miranshah pada Minggu malam dan menewaskan satu prajurit, kami membalas... menembak mati empat militan," kata seorang pejabat keamanan senior kepada AFP.

Senin pagi, "kami menembakkan bom dan menghancurkan lima toko di Detakhel dekat Miranshah", yang menjadi tempat peluncuran serangan terhadap konvoi militer kami akhir-akhir ini, katanya.

Dua pejabat keamanan memastikan ada warga sipil tewas dalam serangan Senin itu, namun militer menolak memberikan konfirmasi.

"Tiga warga sipil tewas dan 15 orang cedera ketika pasukan keamanan menembakkan bom ke tempat persembunyian militan," kata salah seorang pejabat itu.

Minggu, sejumlah pejabat Pakistan mengatakan, sedikitnya 51 militan dan empat prajurit tewas dalam serangan udara dan bentrokan di kawasan bergolak Pakistan baratlaut dalam sepekan terakhir.

Pakistan dilanda serangan-serangan bom bunuh diri dan penembakan yang menewaskan sekitar 4.900 orang sejak pasukan pemerintah menyerbu sebuah masjid yang menjadi tempat persembunyian militan di Islamabad pada Juli 2007.

Kekerasan sektarian meningkat sejak gerilyawan Sunni memperdalam hubungan dengan militan Al-Qaida dan Taliban setelah Pakistan bergabung dalam operasi pimpinan AS untuk menumpas militansi setelah serangan-serangan 11 September 2001 di AS.

Pakistan juga mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan Al-Qaida di kawasan suku baratlaut, dimana militan bersembunyi di daerah pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.

Islamabad mendesak AS mengakhiri serangan-serangan pesawat tak berawak, sementara Washington menuntut Pakistan mengambil tindakan menentukan untuk menumpas jaringan teror.

Sentimen anti-AS tinggi di Pakistan, dan perang terhadap militansi yang dilakukan AS tidak populer di Pakistan karena persepsi bahwa banyak warga sipil tewas akibat serangan pesawat tak berawak yang ditujukan pada militan di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan dan penduduk merasa bahwa itu merupakan pelanggaran atas kedaulatan Pakistan.

Pesawat-pesawat tak berawak AS melancarkan puluhan serangan di kawasan suku Pakistan sejak pasukan komando AS membunuh pemimpin Al-Qaida Osama bin Laden dalam operasi rahasia di kota Abbottabad, Pakistan, pada 2 Mei 2011. 


Editor : Jendri Frans Mamahit

0 komentar:

Posting Komentar