Manila (Fokus/ANTARA News) - Filipina mengizinkan pesawat-pesawat tidak berawak Amerika Serikat melakukan penerbangan pengintaian di wilayahnya tetapi tidak mengizinkannya melancarkan serangan-serangan, kata Presiden Benigno Aquino, Selasa.
"Untuk pengintaian," kata Aquino kepada AFP ketika ditanya apakah pesawat-pesawat AS itu yang beroperasi di Filipina selatan tempat ratusan tentara AS membantu mengatasi satu ancaman gerilyawan Islam selama 10 tahun.
Ketika ditanya apakah Filipina akan mengizinkan atau telah mengizinkan pesawat tidak berawak AS menjatuhkan bom-bom, Aquino mengatakan itu melanggar larangan pada pasukan AS ikut dalam operasi-operasi tempur.
"Pesawat itu dilarang melancarkan serangan-serangan," kataya.
Aquino mengatakan pasukan AS berada di Filipina setelah satu perjanjian bilateral yang membatasi merka hanya untuk melatih.
"Mereka berada di sini sebagai penasehat-penasehat. Mereka berada di sini sebagai pelatih-pelatih. Meraka tidak dapat ikut serta dalam operasi-operasi tempur," katanya.
Pasukan AS tiba di Filipina selatan awal tahun 2002 sebagai bagian dari "perang teror" global pemerintah AS.
Satu fokus penting misi mereka membantu militer Filipina menangani ancaman kelompok Abu Sayyaf, satu kelompok gerilyawan Islam yang dibentuk tahun 1990 dengan dana dari jaringan Al Qaida pimpinan Osama bin Laden.
Jumlah para petempur Abu Sayyaf menurun dari sekitar 2.000 orang sepuluh tahun lalu menjadi ratusan orang sekarang, kata para pengamat keamanan.Akan tetapi mereka tetap satu ancaman di selatan, dapat menculik warga lokal dan asing serta serangan-serangan bom sebagian karena mendapat dukungan dari para anggota masyarakat Muslim lokal.
Editor : Jendri Frans Mamahit
Daftar Jenderal Asing SS
4 bulan yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar