FOKUS INTERNATIONAL KEMBALI HADIR UNTUK PARA PEMBACA SEKALIAN

jual beli liberty reserve, jual beli paypal

Jumat, 16 Maret 2012

Paris (Fokus/ANTARA News/AFP) - Presiden Nicolas Sarkozy, Ahad (11/3), dalam pertemuan terbuka pemilihan umum mengancam akan mengeluarkan Prancis dari zona bebas-visa 26 negara anggota Eropa kecuali Uni Eropa berbuat lebih banyak untuk mencegah pendatang memasuki negerinya.

Sarkozy, yang pekan lalu mengatakan Prancis menampung terlalu banyak orang asing, mengeluarkan ancaman tersebut dalam pertemuan terbuka yang ia harap akan mengubah arus sehingga membentur calon dari kubu Sosialis, Francois Hollande, sementara tinggal 42 hari lagi menjelang saat pemilihan umum.

Apa yang disebut zona bebas-paspor Schengen harus segera dirombak guna memerangi arus pendatang gelap, kata pemimpin sayap-kanan tersebut --yang kembali berusaha memperoleh masa jabatan lima tahun di Istana Elysee.

Sementara puluhan ribu pendukungnya meneriakkan slogan "Nicolas, presiden!", Sarkozy mengatakan pendatang yang tak diperiksa menambah beban pada jejaring pengamanan sosial bagi negara paling miskin di Eropa.

"Dalam 12 bulan ke depan, (jika) tak ada kemajuan serius mengenai (pembaruan Schengen) ini, maka Prancis akan membekukan keikutsertaannya dalam kesepakatan Schengen sampai perundingan selesai," kata Sarkozy.

Daerah Schengen adalah tempat tinggal 400 juta orang yang dapat menyeberangi perbatasan tanpa paspor, dan segera setelah berada di dalam daerah itu, para pendatang gelap secara teori dapat bergerak dengan bebas di antara negara peserta.

Sarkozy menuduh sebagian negara Uni Eropa memiliki pengawasan perbatasan yang keropos sehingga memungkinkan pendatang gelap belakangan datang ke Prancis.

Partai Sarkozy, UMP, menyewa kereta ekspres TGV dan armada bus untuk mengangkut pendukung dari seluruh Prancis bagi pertemuan terbuka itu, di gedung pameran di Villepinte, dekat bandar udara Paris, Charles de Gaule.

Sarkozy juga mengatakan ia ingin Uni Eropa memberlakukan "Buy European Act", yang dilandasi atas tindakan AS yang mewajibkan negara menggunakan produk dalam negeri sebagai kontrak masyarakat.

Kalau Uni Eropa tak melakukan itu dalam waktu satu tahun, Sarkozy - kalau terpilih kembali dalam pemungutan suara dua-babak pada April dan Mei - akan menerapkan secara sepihak peraturan "Buy Frenche", kata Sarkozy sebagaimana dikutip AFP --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Senin pagi.

"Saya mengingini Eropa yang melindungi warganya. Saya tak lagi mengingini persaingan kejam ini," kata Sarkozy kepada massa, yang menurut UMP berjumlah 70.000 orang. Ia menolak gagasan tentang "Eropa yang membuka pasarnya ketika yang lain tak melakukannya", katanya.

Sarkozy menghasilkan beberapa kejutan, dan berpegang pada tema yang sudah akrab seperti imigrasi serta penggambaran diri sebagai kapten yang tegas dalam mengemudikan Prancis melewati badai ekonomi.

Ia mendapat sambutan paling meriah dari peserta pertemuan terbuka tersebut ketika ia mengingatkan pendukungnya bahwa ia telah melarang penggunaan jilbab oleh kaum Muslimah di Prancis dan menentang penyajian makanan khusus halal buat siswa Muslim dan Muslimah di kantin sekolah.


Editor : Jendri Frans Mamahit

0 komentar:

Posting Komentar