Kabul (ANTARA News/AFP) - Empat prajurit Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tewas pada Senin dalam serangan bom di Afghanistan selatan, kata aliansi itu dalam sebuah pernyataan.

Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO di Afghanistan tidak menyebutkan kewarganegaraan korban dan menyerahkan masalah itu kepada negara tempat asal mereka.

"Empat prajurit ISAF tewas setelah serangan bom rakitan di Afghanistan selatan hari ini," kata pasukan itu tanpa penjelasan terinci lebih lanjut.

Dengan kematian itu, jumlah prajurit asing yang tewas di Afghanistan pada 2011 menjadi 176, menurut hitungan AFP yang berdasarkan atas angka-angka di situs independen www.icasualties.org.

Taliban bulan lalu mengumumkan dimulainya ofensif baru dan berjanji meningkatkan serangan-serangan bom dan gerilya terhadap pasukan Afghanistan dan sekutu asing mereka.

Lebih dari separuh jumlah kematian ISAF disebabkan oleh serangan gerilya yang menggunakan ranjau rakitan yang dikenal sebagai IED.

Serangan Senin itu merupakan yang terakhir dari rangkaian serangan gerilya yang bermunculan lagi di sejumlah daerah di Afghanistan.

Konflik meningkat di Afghanistan dengan jumlah kematian sipil dan militer mencapai tingkat tertinggi tahun lalu ketika kekerasan yang dikobarkan Taliban meluas dari wilayah tradisional di selatan dan timur ke daerah-daerah barat dan utara yang dulu stabil.

Sebanyak 711 prajurit asing tewas dalam perang di Afghanistan sepanjang tahun lalu, yang menjadikan 2010 sebagai tahun paling mematikan bagi pasukan asing, menurut hitungan AFP yang berdasarkan atas situs independen icasualties.org.

Jumlah kematian sipil juga meningkat, dan Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengumumkan bahwa 2.043 warga sipil tewas pada 2010 akibat serangan Taliban dan operasi militer yang ditujukan pada gerilyawan.

Pemimpin Taliban Mullah Omar telah menyatakan, pihaknya meningkatkan serangan taktis terhadap pasukan koalisi untuk memerangkap musuh dalam perang yang melelahkan dan mengusir mereka seperti pasukan eks-Uni Sovyet.

Saat ini terdapat lebih dari 150.000 prajurit yang ditempatkan di Afghanistan untuk membantu pemerintah Presiden Hamid Karzai memerangi gerilyawan Taliban.

Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.

Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO mencakup puluhan ribu prajurit yang berasal dari 43 negara, yang bertujuan memulihkan demokrasi, keamanan dan membangun kembali Afghanistan, namun kini masih berusaha memadamkan pemberontakan Taliban dan sekutunya.

Sekitar 521 prajurit asing tewas sepanjang 2009, yang menjadikan tahun itu sebagai tahun mematikan bagi pasukan internasional sejak invasi pimpinan AS pada 2001 dan membuat dukungan publik Barat terhadap perang itu merosot.

Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut.

Bom rakitan yang dikenal sebagai IED (peledak improvisasi) mengakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan asing di Afghanistan, menurut militer