Washington (ANTARA News) - Kematian pemimpin Al-Qaida Osama bin Laden menjadi pukulan buat gerilyawan Taliban dan mungkin membuat sebagian petempurnya meletakkan senjata tapi perang di Afghanistan jauh dari berakhir, kata seorang komandan tempur senior AS, Selasa (10/5).

"Satu orang saja tak membuat perang melawan terorisme ini," kata Mayor Jenderal AS John Campbell, komandan pasukan internasional di Afghanistan timur. "Mereka akan menemukan orang lain untuk menggantikan dia."

Campbell mengatakan kehilangan Osama bin Laden dapat melukai kemampuan Al-Qaida untuk mengumpulkan uang. Tapi ia menambahkan, "Saya kira perang ini takkan berakhir. Saya kira kehilangan Osama bin Laden takkan membuat kita mengubah strategi."

Campbell berbicara melalui hubungan video dengan wartawan di Pentagon. Ia mengatakan pasukan koalisi pimpinan AS di Afghanistan timur, di dekat perbatasan dengan Pakistan, tak menyaksikan lonjakan serangan sebagai akibat dari kematian Osama bin Laden dalam serangan AS di dalam wilayah Pakistan pekan lalu.

Campbell juga mengatakan sebagian operasi koalisi pada musim dingin menghancurkan lebih banyak senjata Taliban dibandingkan tahun lalu.

Namun, kerusuhan berlanjut Selasa (10/5), saat petempur Taliban menyerang satu pos polisi terdepan di daerah pegunungan di Afghanistan timur. Baku tembak berlangsung selama beberapa jam, kata banyak pejabat.

Presiden AS Barack Obama telah berikrar pada Juli akan secara bertahap menarik tentara AS dari Afghanistan.

Campbell juga menyatakan kematian Osama bisa menambah jumlah petempur Taliban yang berusaha ikut dalam program re-integrasi di Afghanistan, Mereka bisa menghentikan perang mereka, dan kemudian melanjutkan hidup normal dan sepakat untuk mendukung pemerintah.

"Saya kira akibat ... kematian Osama bin Laden, akan ada potensi besar bahwa banyak orang di luar sana yang ingin kembali," katanya.

"Saya kira (pemimpin Taliban) Mullah (Mohammed) Omar telah melihat apa yang dikatakan koalisi: `Kami akan memburu kalian. Itu mungkin perlu waktu, diperlukan waktu hampir 10 tahun di sini (hingga Osama tewas). Tapi kami takkan pernah lupa`," kata Campbell.

"Dan dia (Mullah Omar) ada di dalam kategori itu, sehingga saya kira buat Mullah Omar, buat Taliban ... reintegrasi dengan pemerintah Afghanistan adalah masa depan yang tepat," katanya.

Namun meskipun sebagian petempur Taliban mungkin berusaha bergabung kembali dengan pemerintah, Campbel memiliki keraguan mengenai keinginan gerilaywan lain untuk meletakkan senjata, terutama jaringan Haqqani --yang ia sebut "ancaman paling mematikan" bagi Afghanistan di wilayahnya.