Mogadishu (ANTARA News) - Gerilyawan Al-Shabaab membunuh seorang komandan senior milisi Ahlu Sunna yang bersekutu dengan pemerintah Somalia, kata beberapa pejabat milisi itu, Kamis, sementara pertempuran terus berlangsung untuk memperebutkan kota-kota perbatasan di Somalia selatan.

Sheikh Hassan Qoryoley, pejabat tertinggi milisi sufi moderat Ahlu Sunna yang berperang di wilayah selatan negara Tanduk Afrika tersebut, cedera ketika kendaraannya terkena ranjau darat Selasa.

Ia tewas pada saat diterbangkan ke ibu kota Kenya, Nairobi, untuk dirawat. Ahlu Sunna berjanji tetap melanjutkan upayanya untuk membantu mengalahkan militan Al-Shabaab yang berafiliasi dengan Al-Qaeda.

"Ini tidak akan mengurangi upaya kami untuk membasmi kelompok yang terkait dengan Al-Qaeda itu. Sebaliknya, itu akan mendorong kami memajukan garis perang kami dan membalas kematiannya," kata Mohamed Hussein Awliyo, warga Somalia kelahiran Inggris anggota Ahlu Sunna, kepada Reuters.

Tidak jelas apakah Qoryoley sengaja menjadi sasaran serangan tersebut.

Kematiannya dan pertempuran yang terus berlangsung menggarisbawahi keyakinan para diplomat dan analis bahwa Al-Shabaab tetap menjadi kekuatan potensial setelah kematian pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden.

Al-Shabaab mengobarkan perang selama empat tahun ini dalam upaya menumbangkan pemerintah sementara Somalia dukungan PBB yang hanya menguasai sejumlah wilayah di Mogadishu.

Nama Al-Shabaab mencuat setelah serangan mematikan di Kampala pada Juli lalu.

Para pejabat AS mengatakan, kelompok Al-Shabaab bisa menimbulkan ancaman global yang lebih luas.

Al-Shabaab mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Kampala, ibukota Uganda, pada 11 Juli yang menewaskan 79 orang.

Pemboman itu merupakan serangan terburuk di Afrika timur sejak pemboman 1998 terhadap kedutaan besar AS di Nairobi dan Dar es Salaam yang diklaim oleh Al-Qaeda.

Serangan-serangan bom pada 11 Juli itu dilakukan di sebuah restoran dan sebuah tempat minum yang ramai di Kampala ketika orang sedang menyaksikan siaran final Piala Dunia di Afrika Selatan.

Pemimpin Al-Shabaab telah memperingatkan dalam pesan terekam pada Juli bahwa Uganda akan menghadapi pembalasan karena peranannya dalam membantu pemerintah sementara Somalia yang didukung Barat.

Uganda adalah negara pertama yang menempatkan pasukan di Somalia pada awal 2007 untuk misi Uni Afrika yang bertujuan melindungi pemerintah sementara dari Al-Shabaab dan sekutu mereka yang berhaluan keras di negara Tanduk Afrika tersebut.

Washington menyebut Al-Shabaab sebagai sebuah organisasi teroris yang memiliki hubungan dekat dengan jaringan al-Qaeda pimpinan Osama bin Laden.

Milisi garis Al-Shabaab dan sekutunya berusaha menggulingkan pemerintah Presiden Sharif Ahmed ketika mereka meluncurkan ofensif mematikan pada Mei tahun lalu.

Mereka menghadapi perlawanan sengit dari kelompok milisi pro-pemerintah yang menentang pemberlakuan hukum Islam yang ketat di wilayah Somalia tengah dan selatan yang mereka kuasai.

Al-Shabaab dan kelompok gerilya garis keras lain ingin memberlakukan hukum sharia yang ketat di Somalia dan juga telah melakukan eksekusi-eksekusi, pelemparan batu dan amputasi di wilayah selatan dan tengah, demikian dilaporkan Reuters.