Tripoli (ANTARA News)) - Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) melakukan serangan-serangan udara ditargetkan pelabuhan ibu kota Libya Tripoli pada Kamis malam, dan sebuah kapal masih terbakar di pelabuhan itu satu jam setelah serangan.

Seorang wartawan AFP, bagian dari kelompok yang dikirim oleh otoritas ke satu jembatan yang menghadap pelabuhan sekitar satu kilometer (kurang dari satu mil) jauhnya, tidak bisa menentukan apakah itu kapal militer atau sipil, yang terbakar tersebut.

Sebelumnya, juru bicara pemerintah Libya Mussa Ibrahim mengatakan dalam konferensi pers: "Saya hanya tahu bahwa pelabuhan Tripoli sekarang sedang dijadikan target serangan udara oleh NATO. Saya diberi tahu bahwa sebuah kapal telah dihantam."

Dia tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai kapal itu, namun mengatakan kepada wartawan: "Apa pun kapal yang telah ditembak, jelas pesan yang dikirim oleh NATO untuk perusahaan-perusahaan maritim internasional adalah untuk tidak mengirimkan kapal-kapal mereka ke Libya. "

Saksi mata mengatakan kepada AFP, bahwa mereka mendengar sedikitnya empat ledakan di pelabuhan dan melihat gulungan asap mengepul dari daerah itu.

"Tempat-tempat militer dan sipil saat ini menjadi sasaran serangan oleh Tentara Salib agresor kolonialis itu," kata televisi pemerintah Libya.

Tripoli ditargetkan hampir setiap hari dengan serangan udara oleh tentara koalisi internasional, yang meluncurkan serangan pada 19 Maret dengan dalih untuk mencegah pasukan orang kuat Libya Muamar Gaddafi menyerang warga sipil.

NATO mengambil alih komando operasi menggempur Libya pada 31 Maret.

Sementara itu Mussa Ibrahim menegaskan, pemerintah Libya tidak pernah menyerang rakyatnya sendiri atau menyewa tentara bayaran untuk membunuh rakyat sipil seperti yang mereka tuduhkan.