Roma (ANTARA News/AFP) - Kapal yang membawa sekitar 500 pengungsi Libya kandas ketika berada dekat satu pelabuhan Italia, Ahad, sehingga memaksa sejumlah dari mereka terjun ke laut, kata para pejabat setempat setelah semuanya berhasil diselamatkan.

Kapal itu menghantam batu karang ketika mendekati pulau Lampedusa di Italia selatan, yang memicu kepanikan di kalangan mereka di kapal itu, yang sebagian besar adalah pekerja migran dari Afrika sub Sahara dan Asia yang tinggal di Libya.

Penjaga Pantai segera turun tangan, menolong belasan migran termasuk wanita dan anak-anak dan operasi pertolongan masih berlangsung.

Gambar televisi menunjukkan suasana yang kacau balau karena pengungsi berebut memegang tali yang direntangkan antara garis pantai dan kapal penangkap ikan dan petugas berusaha membantu.

"Ada sekitar 500 orang di kapal itu. Situasi sulit. Kapal-kapal patroli kami tidak dapat mendekat karena air yang dangkal," kata Antonio Morana, juru bicara penjaga pantai setelah insiden sebelum subuh itu.

Seorang pejabat penjaga pantai lainnya, Vittorio Alessandro mengemukakan kepada AFP: "Kami berhasil menyelamatkan para penumpang. Kami kira tidak ada korban."

Alesanddro mengatakan kapal itu menuju Malta dikawal oleh penjaga pantai Malta tetapi kemudian merubah arahnya menuju Lampedusa.

"Ketika sedang dalam perjalanan menuju pelabuhan Lampedusa, sekonyong-konyong menabrak batu karang. Terjadi kepanikan di kapal," katanya.

Sejumlah pengungsi mengalami luka ringan dan telah diobati.

Menjawab pertanyaan apa yang salah, Morana mengatakan penyelidikan sedang dilakukan tetapi ia yakin ada"kerusakan pada kemudi kapal itu".

Juga pada hari Minggu sebuah kapal lainnya yang membawa 800 pengungsi dari Libya tiba di Lampedusa, sehari setelah dua kapal dengan 842 penumpang termasuk 101 wanita dan 22 anak-anak yang lari dari negara Afrika Utara itu mendarat di pulau itu.

Lampedusa menerima kedatangan lebih dari 30.000 migran sejak awal tahun ini, sebaian besar mereka adalah warga Tunisia dalam usaha mencari penghidupan yang lebih baik di Eropa di tengah-tengah konflik di negara mereka setelah satu pemberontakan Januari.