Tripoli (ANTARA News) - Tiga suara ledakan terdengar Rabu dini hari saat beberapa pesawat jet terbang di wilayah udara di ibu kota Libya, Tripoli, beberapa hari setelah pemerintah menyatakan pemimpin Libya Muamar Gaddafi selamat dari serangan udara yang menewaskan seorang putranya.

Suara tembakan menggema setelah serangan udara kedua.

Seorang saksi mata mengatakan ada tiga ledakan secara keseluruhan, dan asap terlihat membubung dari satu tempat di bagian timur Tripoli.

Ahad pagi (1/5), juru bicara pemerintah Mussa Ibrahim mengatakan Seif al-Arab Gaddafi, putra bungsu pemimpin Libya, dan tiga cucu Gaddafi tewas dalam satu serangan udara NATO, yang dicap sebagai usaha membunuh orang kuat Libya tersebut.

Koalisi internasional telah mulai menyerang pasukan yang setia kepada Gaddafi pada 19 Maret, berdasarkan mandat PBB untuk melindungi warga sipil di negeri itu. NATO memimpin operasi di Libya pada 31 Maret.

Pada Ahad, pemerintah Libya membantah bahwa instalasi komando dan kendalinya di satu permukiman di Tripoli, tempat serangan udara NATO menewaskan seorang putra Muamar Gaddafi dan tiga cucunya, jadi korban serangan NATO.

Wakil Menteri Luar Negeri Khaled Kaim mengatakan serangan itu adalah upaya keempat untuk membunuh Gaddafi, yang sedang berada di dalam gedungnya pada saat itu.

Kaim juga membantah tuduhan yang muncul di beberapa media bahwa beberapa korban telah jatuh di pihak pemerintah dan mengatakan para pemimpin gereja di Libya telah diizinkan untuk melihat jenazah di rumah sakit.

Dari Brussels AFP melaporkan bahwa NATO, Ahad, menyatakan perhimpunan itu telah melancarkan serangan udara ke permukiman Bab al-Azizya di Tripoli, demikian AFP.